وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

“Wa tazawwadu fa inna khayraz zādit-taqwā. Wattaqūni yā ulil-albāb.”
(Surah Al-Baqarah: 197)

Artinya:
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal!”

Makna Ayat:

Dalam ayat ini, Allah mengajarkan kepada kita bahwa dalam perjalanan hidup, kita membutuhkan bekal. Namun, bukan hanya bekal duniawi yang utama—melainkan takwa, yaitu rasa takut dan cinta kepada Allah yang membuahkan ketaatan.

Takwa bukan sekadar konsep, tetapi gaya hidup. Ia hadir dalam setiap aspek kehidupan: dalam ibadah, muamalah, akhlak, hingga cara kita berbicara dan bersikap. Takwa menjadikan seseorang berhati-hati terhadap yang haram dan berlomba-lomba dalam kebaikan.

Refleksi Diri:

Hari ini, mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing:

• Apakah aku sudah menjadikan takwa sebagai bekal utama dalam hidupku?

• Apakah aku lebih sibuk mengejar dunia daripada mendekat kepada Allah?

• Sudahkah aku menghindari yang haram dan memperbanyak amal shalih?

Penutup:

Takwa adalah kunci keselamatan di dunia dan akhirat. Ia adalah pelindung dari maksiat dan jalan menuju rida Allah. Jadikan setiap hari sebagai peluang untuk menambah bekal takwa—dengan shalat yang lebih khusyuk, sedekah yang lebih ikhlas, dan hati yang lebih bersih.

“Hari ini satu ayat, satu langkah lebih dekat kepada Allah.”